Wednesday, May 25, 2016

Tradisi Jawa Ngapati dan Mitoni untuk Menandakan Perkembangan Janin

perkembangan janin
Ibu dan Balita

Jika ibu orang asli Jawa, pasti tahu apa itu itu tradisi ngapati dan mitoni. Ini merupakan tradisi asli Jawa untuk menandakan bawasannja janin sudah berkembang pada usia tertentu. Ngapati artinya papat atau bahasa Indonesianya empat. Artinya, janin sudah masuk usia 4 bulan. Sementara mitoni artinya putu atau bahasa indonesianya tujuh. Janin sudah berusia 7 bulan.



Namun, bukan itu yang menjadi inti dari tradisi ngapati dan mitoni. Budaya Jawa sangat agung. Tidak ada tradisi yang dicetuskan oleh luluhur tanpa ada maksud tertentu. Sebagai orang Jawa, tentu ibu harus tahu maksud dari tradisi ngapati dan mitoni ini.

Akulturasi Budaya
Sebenarnya tidak begitu tepat jika mitoni dan ngapati itu asli tradisi Jawa. Tapi, ada percampuran atau akulturasi dengan budaya Islam yang kebetulan dianut oleh kebanyakan orang Jawa pada waktu itu. Setidaknya, kalau tidak mau dikatakan budaya, ada ajaran Islam yang terkandung dan menginspirasi lahirnya tradisinya mitoni dan ngapati ini.

Orang Jawa dahulu kala mengerti ajaran Islam. Di dalam Alquran, kitab suci umat Islam, ada hal yang menakjubkan terjadi pada perkembangan janin saat usianya 4 bulan. Menurut Alquran, pada saat itulah Allah telah memasukkan nyawa ke dalam janin. Itu Artinya, janin sudah hidup karena sudah ada ruh atau nyawa. Oleh sebab itulah, orang Jawa selalu melakukan tradisi ngapati sebagai tanda bahwa janin sudah hidup di dalam rahim.

Sementara itu, budaya mitoni itu artinya janin sudah sempurna dan sudah siap untuk lahir. Walaupun masih sekitar 2 bulan, namun janin sudah bisa dikatakan sempurna. Beberapa organ tubuh sudah terbentuk seperti manusia seutuhnya.

Dari penjelasan tersebut di atas, jelas bahwa tradisi mitoni dan ngapati merupakan ungkapan syukur orang Jawa karena janin berkembang dengan baik dan sehat.

Hal Unik dari Tradisi Ngapati
Sebenarnya tradisi ini tidak wajib dilakukan. Hanya saja, karena betapa senangnya orang Jawa yang hamil dan janinnya sehat hingga usia 4 dan 7 bulan, maka mereka menyelenggarakan acara ngapati dan mitoni ini sebagai wujud rasa syukur kepda Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk menunjukkan rasa syukur tersebut, orang Jawa mengundang tetangga dan juga sanak saudara untuk datang ke rumah dan melakukan tradisi ini. Biasanya, ketika semuanya sudah berkumpul, maka ada acara doa-doa yang tujuannya untuk mendoakan ibu dan janin sehat hingga proses persalinan nanti. Tidak hal yang istimewa di acara ini. Intinya, acara ini menjadi bukti rasa syukur serta mendoakan untuk ibu dan janin.

Akan tetapi, satu ciri khas dari tradisi ngapati. Karena ada kata-kata ngapat yang mirip dengan kata papat dan kupat, maka biasanya yang punya gawe atau yang punya acara akan memberikan jamuan kepada tamu berupa kupat. Kupat ini sama seperti kupat yang digunakan untuk merayakan idul fitri.

Namun, tidak itu saja. Para tamu undangan juga akan mendapatkan beberapa jamuan seperti jajan tradisional Jawa, minuman, dan lain sebagainya.

Jadi, ada tiga hal yang bisa diambil dari tradisi ini. Yang pertama, tradisi Jawa ini sebagai cara mengungkapkan rasa senang dan syukur karena janin berkembang baik. Yang kedua, tradisi ini sebagai ajang untuk mendoakan ibu dan janin. Dan yang terakhir, tradisi ini sebagai cara orang Jawa mengingat silaturahmi dengan tetangga dan juga sanak saudara.


Tradisi Jawa itu sangat luhur. Pasti ada maksud kenapa orang Jawa melestarikan tradisi seperti ngapati dan mitoni ini.

No comments:

Post a Comment