Ibu dan Balita |
Jika ibu orang asli Jawa, pasti tahu apa itu itu tradisi ngapati dan mitoni. Ini merupakan tradisi asli Jawa untuk menandakan bawasannja janin sudah berkembang pada usia tertentu. Ngapati artinya papat atau bahasa Indonesianya empat. Artinya, janin sudah masuk usia 4 bulan. Sementara mitoni artinya putu atau bahasa indonesianya tujuh. Janin sudah berusia 7 bulan.
Namun, bukan itu yang menjadi inti
dari tradisi ngapati dan mitoni. Budaya Jawa sangat agung. Tidak
ada tradisi yang dicetuskan oleh luluhur tanpa ada maksud tertentu. Sebagai
orang Jawa, tentu ibu harus tahu maksud dari tradisi ngapati dan mitoni ini.
Akulturasi Budaya
Sebenarnya tidak begitu tepat jika
mitoni dan ngapati itu asli tradisi Jawa. Tapi, ada percampuran atau
akulturasi dengan budaya Islam yang kebetulan dianut oleh kebanyakan orang Jawa
pada waktu itu. Setidaknya, kalau tidak mau dikatakan budaya, ada ajaran Islam
yang terkandung dan menginspirasi lahirnya tradisinya mitoni dan ngapati ini.
Orang Jawa dahulu kala mengerti
ajaran Islam. Di dalam Alquran, kitab suci umat Islam, ada hal yang menakjubkan
terjadi pada perkembangan janin saat
usianya 4 bulan. Menurut Alquran, pada saat itulah Allah telah memasukkan nyawa
ke dalam janin. Itu Artinya, janin sudah hidup karena sudah ada ruh atau nyawa.
Oleh sebab itulah, orang Jawa selalu melakukan tradisi ngapati sebagai tanda bahwa janin sudah hidup di dalam rahim.
Sementara itu, budaya mitoni itu artinya janin sudah sempurna
dan sudah siap untuk lahir. Walaupun masih sekitar 2 bulan, namun janin sudah
bisa dikatakan sempurna. Beberapa organ tubuh sudah terbentuk seperti manusia
seutuhnya.
Dari penjelasan tersebut di atas,
jelas bahwa tradisi mitoni dan ngapati merupakan ungkapan syukur orang
Jawa karena janin berkembang dengan baik dan sehat.
Hal Unik dari Tradisi Ngapati
Sebenarnya tradisi ini tidak wajib
dilakukan. Hanya saja, karena betapa senangnya orang Jawa yang hamil dan
janinnya sehat hingga usia 4 dan 7 bulan, maka mereka menyelenggarakan acara ngapati dan mitoni ini sebagai wujud rasa syukur kepda Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk menunjukkan rasa syukur
tersebut, orang Jawa mengundang tetangga dan juga sanak saudara untuk datang ke
rumah dan melakukan tradisi ini. Biasanya, ketika semuanya sudah berkumpul,
maka ada acara doa-doa yang tujuannya untuk mendoakan ibu dan janin sehat
hingga proses persalinan nanti. Tidak hal yang istimewa di acara ini. Intinya,
acara ini menjadi bukti rasa syukur serta mendoakan untuk ibu dan janin.
Akan tetapi, satu ciri khas dari
tradisi ngapati. Karena ada kata-kata
ngapat yang mirip dengan kata papat dan kupat, maka biasanya yang punya gawe atau yang punya acara akan
memberikan jamuan kepada tamu berupa kupat. Kupat ini sama seperti kupat yang
digunakan untuk merayakan idul fitri.
Namun, tidak itu saja. Para tamu
undangan juga akan mendapatkan beberapa jamuan seperti jajan tradisional Jawa,
minuman, dan lain sebagainya.
Jadi, ada tiga hal yang bisa
diambil dari tradisi ini. Yang pertama, tradisi Jawa ini sebagai cara
mengungkapkan rasa senang dan syukur karena janin berkembang baik. Yang kedua,
tradisi ini sebagai ajang untuk mendoakan ibu dan janin. Dan yang terakhir,
tradisi ini sebagai cara orang Jawa mengingat silaturahmi dengan tetangga dan
juga sanak saudara.
Tradisi Jawa itu sangat luhur.
Pasti ada maksud kenapa orang Jawa melestarikan tradisi seperti ngapati dan mitoni ini.
No comments:
Post a Comment